Ironis, Kapasitas Produksi Kilang Minyak Singapura Jauh di Atas Indonesia

Kilang minyak di Indonesia saat ini berjumalah 7 unit dan tersebar di wilayah-wilayah Indonesia. Jumlah kilang tersebut bisa dikatakan sudah ideal untuk memenuhi kebutuhan produk hasil olahan minyak bumi tanah air. Namun, hingga sekarang, kelangkahan BBM masih sering terjadi di beberapa daerah. Lantas apa penyebabnya? apakah karena jumlah kilang yang tidak cukup atau bahan baku yang tidak memadai? Bahkan Indonesia telah menyepakati impor BBM dari Singapura. Cukup aneh memang karena negara ini dikenal sebagai negara yang kaya Migas, sementara Singapura tidak demikian, luas wilayahnya saja kurang lebih seluas pulau batam.

Singapura sebagai negara dengan luas wilayah terkecil di Asia Tenggara ternyata kapasitas produksi kilang minyak mereka jauh di atas Indonesia.

Penulis sendiri menilai bahwa keadaan ini disebabkan oleh kualitas kilang minyak Indonesia yang telah termakan usia. Hal ini tentu saja akan berdampak negatif terhadap kualitas serta kapasitas produksi kilang tersebut. Contohnya saja pada tahun 2011, pemerintah kala itu mengimpor 5 juta barrel bahan bakar jenis bensin agar kebutuhan dalam negeri dapat tercukupi. Namun, dengan dilakukannya impor BBM tadi tentu akan berdampak terhadap harga pasarannya di dalam negeri.

Masalah impor bahan bakar alasannya seperti yang telah dijelaskan di atas yakni kapasitas produksi kilang dalam negeri yang tidak dapat mengimbangi kebutuhan masyarakat. Kapasitas produksi kilang Pertamina hanya sebesar 800.000 b/day, sementara kebutuhan dalam negeri mencapai 1,6 juta b/day, selisih tersebut memang masih tergolong besar.

Karena penyebabnya akibat jumlah serta kualitas kilang, mungkin sebagian besar dari Anda yang membaca artikel ini akan bertanya-tanya mengapa Indonesia tidak membangun kilang tambahan? Alih-alih membuat kilang baru, pemerintah malah memutuskan kebijakan untuk mengimpor produk jadi dalam bentuk bahan bakar minyak dari Singapura, bahkan menyewa kilang di negara tersebut. Kilang yang disewa digunakan untuk mengolah minyak mentah yang juga diimpor dari negara lain, seperti dari crude oil dari negara-negara Timur Tengah.

Selain kapasitas produksi di bawah Singapura, ternyata kilang-kilang Indonesia juga tertinggal dari segi nilai NCL (Nelson Complicity Index). Hal ini diungkapkan oleh Wianda Arindita Pusponegoro selaku VP Corporate Communication PT Pertamina. Ia menuturkan bahwa rata-rata nilai NCL kilang Indonesia sangat tendah yakni 4,9, masih tertinggal jauh dari Singapura dengan nilai NCL 9. Namun, untuk kilang Balongan NCL-nya sudah kompetitif dengan nilai 10.

Indonesia yang memiliki jumlah penduduk jauh di atas Singapura tentu kebutuhan BBM-nya jauh lebih tinggi. Kebutuhan BBM dalam negeri setiap harinya mencapai 1,3 juta barrel, sedangkan negara Singapura hanya membutuhkan 148.000 barrel per hari. Sangat ironis memang bila kapasitas produksi kilang minyak Singapura jauh lebih tinggi dari Indonesia, terlebih lagi bila diamati dari jumlah cadangan migas yang kita miliki, tentunya juga jauh diatas negara yang hanya seluas pulau Batam tersebut.

Baca juga: Kilang Minyak Terbesar Indonesia Saat Ini

Keadaan ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah kita. Seomga saja kedepannya pihak-pihak yang memiliki kewenangan dalam urusan ketersediaan bahan bakar tanah air mengeluarkan kebijakan untuk membangun kilang baru, agar negara kita tidak terus bergantung terhadap BBM impor dari Singapura. Terlebih lagi kebutuhan BBM Indonesia terus mengalami pengingkatan 8 hingga 8% setiap tahun,

0 Response to "Ironis, Kapasitas Produksi Kilang Minyak Singapura Jauh di Atas Indonesia"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan konten blog, jangan meninggalkan link aktif karena akan kami anggap sebagai spam.