Kilang minyak Indonesia khususnya milik Pertamina tersebar di beberapa provinsi di tanah air. Saat ini, total ada 7 kilang yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut. Jumlah ini sebenarnya cukup memadai karena tersebar di pulau-pulau besar Indonesia, hanya saja kapasitas produksi beberapa kilang masih belum mampu memenuhi kebutuhan energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) di wilayah operasinya. Tak hayal, hingga saat ini masih sering terjadi kelangkaan BBM di beberapa daerah karena kapasitas pengolahan kilang tidak mampu untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat.
Berbicara mengenai kilang kapasitas produksi/pengolahan terbesar, RU (Refinery Unit) IV Cilacap atau sering juga disebut UP IV (Unit Pengolahan IV) masih memegang predikat sebagai kilang terbesar di Indonesia saat ini. Selain berpredikat sebagai yang berkapasitas besar, RU IV Cicacap juga dianggap sebagai kilang minyak dengan fasilitas terlengkap.
Kilang terbesar di Indonesia ini berkapasitas produksi sebesar 348.000 barrel per hari (barrel/day). Selain memproduksi bahan bakar, RU IV Cilacap juga menghasilkan base oil dan aspal untuk keperluan pembangunan infrastruktur. Kilang yang beroperasi di provinsi Jawa Timur ini memiliki peran yang sangat strategis dalam hal memenuhi kebutuhan bahan bakar tanah air. Hal tersebut didasari oleh kemampuannya memasok kebutuhan BBM Nasional sebesar 34%, atau dengan kata lain memasok 60% kebutuhan bahan bakar di Pulau Jawa.
Kilang minyak terbesar RU IV Cilacap saat ini terdiri 3 unit kilang utama, masing-masing kilang memiliki produk unggulan/utama, silahkan simak ulasannya berikut:
Kilang I
Kilang I ini didirikan pada tahun 1974 dan diresmikan oleh presiden RI pada 24 Agustus 1976 dengan kapasitas produksi awal sebesar 100.000 barrel/hari. Pada tahun 1998-1999, kebutuhan produk hasil olahan minyak bumi di Indonesia mengalami peningkatan secara drastis, sehingga kilang ini ditingkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 118.000 barrel/day. Kilang I ini dirancang khusus untuk mengolah minyak mentah dari Timur Tengah yang dikenal sangat viscous (kental), sehingga selain menghasilkan BBM juga menghasilkan aspal dan NBM yakni bahan dasar untuk pembuatan minyak pelumas.
Kilang II
Pembangunan kilang 2 bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri yang terus mengalami peningkatan. Pembangunan awal dimulai pada tahun 1981 , dan mulai beroperasi pada tahun 23 Agustus 1983. Total kapasitas produksi awal yakni 200.000 barrel/day. Seiring waktu berjalan, jumlah permintaan konsumen semakin meningkat sehingga untuk mengimbangi keadaan tersebut maka kilang 2 ini ditingkatkan kapasitas pengolahannya pada tahun 1998-1999 hingga mencapai 230.000 barrel/day. Adapun bahan baku yang diolah yakni jenis minyak campuran atau dalam dunia perminyakan disebut "cocktail" yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri (khususnya dari Timur Tengah dan Afrika).
Baca Juga: Daftar Ladang Minyak Terbesar Dunia Saat Ini
Kilang III (Kilang Paraxylene)
Kilang paraxylene ini didedikasikan untuk menghasilkan produk petrokimia dan NBM. Pembangunannya dimulai pada tahun 1988 dan smulai beroperasi pada 1990 setelah diresmikan oleh presiden Indonesia kala itu. Pembangunan kilang paraxylene didasari oleh 3 pertimbangan sehingga dianggap memungkinkan untuk pembangunan kilang tersebut, adapun 3 pertimbangan yang dimaksud yakni:
Berbicara mengenai kilang kapasitas produksi/pengolahan terbesar, RU (Refinery Unit) IV Cilacap atau sering juga disebut UP IV (Unit Pengolahan IV) masih memegang predikat sebagai kilang terbesar di Indonesia saat ini. Selain berpredikat sebagai yang berkapasitas besar, RU IV Cicacap juga dianggap sebagai kilang minyak dengan fasilitas terlengkap.
Kilang terbesar di Indonesia ini berkapasitas produksi sebesar 348.000 barrel per hari (barrel/day). Selain memproduksi bahan bakar, RU IV Cilacap juga menghasilkan base oil dan aspal untuk keperluan pembangunan infrastruktur. Kilang yang beroperasi di provinsi Jawa Timur ini memiliki peran yang sangat strategis dalam hal memenuhi kebutuhan bahan bakar tanah air. Hal tersebut didasari oleh kemampuannya memasok kebutuhan BBM Nasional sebesar 34%, atau dengan kata lain memasok 60% kebutuhan bahan bakar di Pulau Jawa.
Kilang minyak terbesar RU IV Cilacap saat ini terdiri 3 unit kilang utama, masing-masing kilang memiliki produk unggulan/utama, silahkan simak ulasannya berikut:
Kilang I
Kilang I ini didirikan pada tahun 1974 dan diresmikan oleh presiden RI pada 24 Agustus 1976 dengan kapasitas produksi awal sebesar 100.000 barrel/hari. Pada tahun 1998-1999, kebutuhan produk hasil olahan minyak bumi di Indonesia mengalami peningkatan secara drastis, sehingga kilang ini ditingkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 118.000 barrel/day. Kilang I ini dirancang khusus untuk mengolah minyak mentah dari Timur Tengah yang dikenal sangat viscous (kental), sehingga selain menghasilkan BBM juga menghasilkan aspal dan NBM yakni bahan dasar untuk pembuatan minyak pelumas.
Kilang II
Pembangunan kilang 2 bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri yang terus mengalami peningkatan. Pembangunan awal dimulai pada tahun 1981 , dan mulai beroperasi pada tahun 23 Agustus 1983. Total kapasitas produksi awal yakni 200.000 barrel/day. Seiring waktu berjalan, jumlah permintaan konsumen semakin meningkat sehingga untuk mengimbangi keadaan tersebut maka kilang 2 ini ditingkatkan kapasitas pengolahannya pada tahun 1998-1999 hingga mencapai 230.000 barrel/day. Adapun bahan baku yang diolah yakni jenis minyak campuran atau dalam dunia perminyakan disebut "cocktail" yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri (khususnya dari Timur Tengah dan Afrika).
Baca Juga: Daftar Ladang Minyak Terbesar Dunia Saat Ini
Kilang III (Kilang Paraxylene)
Kilang paraxylene ini didedikasikan untuk menghasilkan produk petrokimia dan NBM. Pembangunannya dimulai pada tahun 1988 dan smulai beroperasi pada 1990 setelah diresmikan oleh presiden Indonesia kala itu. Pembangunan kilang paraxylene didasari oleh 3 pertimbangan sehingga dianggap memungkinkan untuk pembangunan kilang tersebut, adapun 3 pertimbangan yang dimaksud yakni:
- Adanya sarana dan prasarana seperti utilitas serta tangki
- Tersedianya fraksi naphta yang diperoleh dari kilang II
- Meningkatnya kebutuhan pasar akan produk petrokimia, sehingga dengan pembangunannya akan meningkatkan alur bisnis migas tanah air maupun untuk pemasaran ke luar negeri.
RU IV Cilacap sebagai kilang minyak terbesar Indonesia saat ini tentu saja didasari oleh beroperasinya 3 unit kilang di atas. Bukan tidak mungkin kedepannya kilang-kilang lain akan mengalami peningkatan kapasitas produksi sehingga melampaui kapasitas produksi RU IV Cilacap, terlebih saat ini sudah ada wacana pembangunan kilang baru di Kota Bontang provinsi Kalimantan timur yang digadang-gadang akan menjadi kilang minyak terbesar Indosia masa depan. Walaupun demikian, harapan kita sebagai masyarakat agar kedepannya kelangkaan bahan bakar tidak lagi sering terjadi.
Sekian informasi kali ini mengenai kilang minyak terbesar Indonesia RU IV Cilacap. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi Anda. Silahkan baca juga artikel-artikel seputar migas lainnya.
Mantap
ReplyDelete