Jenis-Jenis Evaporator Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Artikel pengetahuan teknik kali ini akan membahas mengenai jenis-jenis evaporator yang umum digunakan pada pabrik-pabrik. Selain jenisnya, juga akan dibahas tentang prinsip kerja, kekurangan serta kelebihan dari masing-masing evaporator yang dimaksud. Umumnya, setiap evaporator dibedakan dari segi desain, khusunya ukuran tube, serta cara kerjanya. Sementara kekurangan dan kelebihannya biasanya dipengaruhi oleh laju perpindahan panasnya, pengoperasiannya, dan perawatannya (terutama dari segi pembentukan kerak dan pembersihan). Untuk lebih jelasnya silahkan simak artikel dibawah ini.

Salah satu jenis evaporator yang banyak digunakan.

Jenis-Jenis Evaporator (Bagian 1)

Mungkin sebagian dari Anda belum mengetahui fungsi dari alat produksi ini, jika benar demikian maka silahkan baca ulasannya pada artikel yang berjudul evaporator dan prinsip kerjanya. Di bawah ini akan dibahas beberapa jenis evaporator berdasarkan dengan cara kerjanya. Selain itu, akan dibahas juga mengenai kelebihan serta kekurangan masing-masing evaporator tersebut.

1. Horizontal Tube Evaporator

Jenis ini merupakan evaporator yang paling klasik dan banyak diaplikasikan pada berbagai bidang industri. Umumnya, jenis ini digunakan untuk keperluan-keperluan skala kecil dengan penggunaan teknologi sederhana.

Kelebihan dan Kekurangan:
  1. Sulit untuk dibersihkan karena pengendapan yang memicu timbulnya kerak terjadi pada permukaan luar pipa. Kontruksi alat ini perlu didesain sedemikian rupa agar bundle pipa bisa dikeluarkan untuk keperluan pembersihan.
  2. Koefisien perpindahan panas cukup rendah sehingga kurang efisien, hal tersebut disebabkan karena dalam operasinya tidak memungkinkan terjadinya sirkulasi cairan.

2. Standard Vertical-Tube Evaporator

Prinsip kerja pada standard vertical-tube evaporator yakni, cairan akan mengalir di dalam pipa sementara uap (steam) mengalir di dalam shell. Di dalam tabung, cairan akan mendidih dan uap yang timbul bergerak membawa cairan ke atas. Pada tahap ini, akan terjadi sirkulasi cairan yang disebabkan oleh perbedaan fasa antara fluida yang terdiri dari campuran uap-cair dengan cairan yang berada di bagian luar pipa.

Pada bagian atas pipa terdapat ruang (bejana uap) yang berperan memisahkan cairan dengan uap. Proses pemisahan antar uap dengan cairan dalam ruang uap dimana uap akan keluar melalui saluran atas sementara cairan akan keluar melalui saluran di bagian bawah bejana, selanjutnya akan bersirkulasi kembali melalui pipa-pipa. 

Jenis evaporator ini memiliki keunggulan yakni, perpindahan panas berlangsung dengan baik karena perpindahan panas terjadi secara natural convection (konveksi alami). Selain itu, endapan juga akan terbentuk di permukaan dalam pipa sehingga mempermudah pembersihannya. Sementara kekurangannya yaitu, perpindahan panas yang terjadi secara berulang kali sehingga kurang ideal digunakan terhadap jenis cairan yang tidak tahan terhadap panas, contohnya jus, susu dan sebagainya.

3. Basket Evaporator

Sirkulasi cairan berlangsung  natural (natural circulation) dan terjadi dengan baik sehingga transfer panas secara konveksi akan berlangsung secara efektif dalam jumlah besar. Natural circulation disebabkan oleh adanya perbedaan rapat massa karena pebedaan fasa antara cairan yang terdapat di dalam pipa dengan cairan yang berada di luar pipa. Selain itu, kerak yang terbentuk di bagian luar pipa mempersulit proses pembersihan, jenis ini hampir mirip dengan horizontal tube evaporator.


4. Vertical Tube Evaporator With Forced Circulation

Evaporator jenis ini menggunakan pompa untuk membantu proses sirkulasi sehingga memperbesar koefisien perpindahan panas. Perpindahan panas dilakukan secara paksa atau konveksi paksa, tujuannya untuk mempercepat laju perpindahan panas antar fluida. Selain itu, penggunaan pompa juga bertujuan untuk mencegah terjadinya penyumbatan di dalam pipa, mengapa demikian? karena dengan menggunakan pompa maka tentu arus aliran akan tinggi sehingga meminimalkan timbulnya endapan penyebab kerak. Selain itu, aliran yang cepat akan membuat larutan lerutan menjadi/lebih homogen.

Jenis evaporator ini masih digolongkan dalam dua jenis sesuai dengan jenis tube yang digunakan, yakni submerged tube type dan boiling tube type. Cara kerja dari submerged tube tipe yaitu, keseluruhan pipa pemanas berada di bawah cairan (tercelub), cairan akan masuk melalui suatu saluran ke dalam bejana pemisah uap-cair. Sementara boiling tube tipe, pipa pemanas tidak seluruhnya tercelup ke dalam larutan, cairan umpan seluruhnya akan masuk ke seksi pemanas. Evaporator ini umumnya memiliki harga yang relatif mahal, baik itu dari segi harga, perawatan dan pengoperasiannya. Terlebih karena dilengkapi dengan pompa.

5. Long Tube Vertical Evaporator

Long tube vertical evaporator memiliki ukuran tube transfer panas yang lebih panjang bila dibandingkan dengan ukuran tube pada jenis evaporator lainnya. Tujuannya yakni untuk memperbesar serta mempercepat sirkulasi cairan agar proses perpindahan panas lebih besar. Setelah aliran memasuki ruang uap untuk dipisahkan dari uap yang telah terbentuk, selanjutnya akan mengalir ke bawah melalui pipa luar evaporator.

Keunggulan jenis evaporator ini yakni koefisien perpindahan panas jauh lebih besar, sehingga panas yang diserap oleh cairan jauh lebih besar. Sementara kekurangannya adalah besarnya jumlah cairan yang menguap karena tube transfer panas yang jauh lebih panjang.

Baca Juga: Jenis-Jenis Evaporator Beserta Kelebihan dan Kekurangannya Bagian 2

Demikianlah artikel pengetahuan kali ini mengenai jenis-jenis evaporator beserta kelebihan dan kekurangannya. Perlu diketahui bahwa, selain ke lima jenis di atas, masih terdapat 6 jenis lainnya yang telah diulas di bagian ke dua.

0 Response to "Jenis-Jenis Evaporator Beserta Kelebihan dan Kekurangannya"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan konten blog, jangan meninggalkan link aktif karena akan kami anggap sebagai spam.