Pemasangan Sistem Perpipaan di Bawah Tanah

Pemasangan sistem perpipaan di bawah tanah ditulis bertujuan untuk melengkapi artikel sebelumnya yaitu pemasangan pipa di atas tanah. Mungkin sebagian besar dari anda sudah bisa membayangkan mengenai sistem perpipaan di bawah permukaan tanah, contoh sederhananya yaitu pipa air. Namun perlu diketahui bahwa sebelum pemasangan dilaksanakan, banyak hal yang perlu diperhatikan maupun diperhitungkan agar proses pengaliran dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Kontruksi pemasangan pipa di bawah permukaan tanah

Sistem Perpipaan di Bawah Tanah

Secara umum, penerapan jalur pipa bawah tanah digolongkan dalam dua bagian, yaitu:
  1. Pipa untuk proses.
  2. Pipa untuk keperluan utilitas.

Pipa proses yang melalui jalur bawah tanah sebaiknya dihindarkan, sedangkan pipa utilitas bawah tanah dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian yaitu:
  • Pipa untuk aliran berdasarkan gravitasi.
  • Pipa dengan sistem aliran bertekanan.
Sistem aliran gravitasi, tergantung dari pusat gravitasi, sehingga jalur-jalur perpipaan harus mempunyai slope. Dalam hal ini,  sangat dianjurkan agar perbandingan slopenya 1:1000 untuk katup jalur di bawah permukaan tanah.

Penggunaan Pipa di Bawah Tanah

Perpipaan di bawah tanah digunakan untuk sistem sebagai berikut:
  1. Pengaliran air jernih termasuk air hujan, air pembersih serta air pemadam kebakaran.
  2. Proses pembuangan, baik pembuangan air, minyak termasuk pembuangan dari kantung uap dan pembuangan dari pompa. Pada sistem ini, rute menuju ke bagian pemisahan dan hidrokarbonnya biasanya dipisahkan.
  3. Kombinasi pembuangan, yaitu suatu pengumpulan dari seluruh pembuangan (utilitas) dengan sistem perpipaan. Ini harus dialirkan menuju ke tempat pemisahan yang berukuran besar untuk membawa serta mengkombinasikan aliran dalam proses pemisahaan air dengan zat hidrokarbon.
  4. Untuk keperluan pembuangan kotoran manusia, pipa akan diarahkan ke suatu tempat khusus (septic tank) yang berlokasi di daerah itu.
  5. Pembuangan bahan korosi direncanakan sebagai suatu sistem pemisah pembuangan dari dalam suatu unit. Bahan tersebut bisa berupa amine, acid, karbonats dan larutan kimia lainnya yang dapat menimbulkan korosi. Pada setiap unit aliran tersebut akan dikumpulkan pada suatu jalur pipa utama dan dialirkan ke kolam penampungan khusus. Setelah itu, dari kolam tersebut akan dipompakan ke suatu tempat untuk dinetralisasi. Larutan yang telah dinetralkan dari senyawa-senyawa kimia apabila masih dapat digunakan maka akan dipompakan ke suatu tempat penyimpanan.

Perencanaan Sistem Perpipaan dan Pemilihan Material Pipa

Dalam berbagai sistem perpipaan, jenis material yang digunakan untuk kontruksi pemasangan sistem perpipaan di bawah tanah tentunya akan berbeda-beda. Dalam pemilihan bahan harus diperhatikan mengenai jenis aliran yang akan melalui pipa tersebut. Ketika pemasangan dilaksanakan, perlu juga dicantumkan jarak elevasi dari atas permukaan tanah ke dalam jalur perpipaan bawah tanah. Begitu juga diameter ketebalan anti karat, selubung dan isolasi ataupun pelindung-pelindung pipa lainnya. Perhitungan elevasi (dimensi pipa) harus diukur mulai dari dasar pipa bawah tanah. Aliran dari cairan ditentukan oleh banyak atau sedikitnya slope suatu sistem gravitasi dan hubungan ini timbal balik. Petugas perencanaan perlu juga memperhatikan elevasi dari permukaan masuknya pipa. Selain itu, perencana perlu juga memperhitungkan bagian-bagian yang akan dipasangi katup blok.

Begitu juga pentingnya pemilihan tipe dari reduser, hal ini menyangkut ketebalan dan bentuk dari alat penyambung tersebut. Dalam membicarakan masalah sistem pembuangan, para desainer maupun perencana sistem perpipaan harus mengetahui beberapa hal yaitu:

  1. Pengumpulan dari pembuangan yang terdiri dari satu maupun dua lateral, biasanya ditempatkan pada suatu jalan pipa dengan memasang jalan masuk manusia (manhole) sebagai  pelindung bila terjadi kebakaran dan peluapan gas.
  2. Laterals: merupakan jalur pengumpulan pembuangan dari sub-laterals dan kemudian akan dialirkan menuju jalur utama melalui manholes yang tertutup.
  3. Sub-laterals: adalah jalur pengumpul pembuangan dari berbagai dan ditampung dalam suatu kolam penampung laterals.
  4. Cabang-cabang: dikumpulkan dari berbagai cerobong pembuangan atau kolam penampung kemudian akan diteruskan ke sub-laterals.
  5. Cerobong-cerobong: adalah tempat titik pengumpulan yang umumnya berjarak dua inch dari permukaan yang telah dikerjakan, untuk pipa baja karbon, penggunaan cocentric swage reducer 6 inch x 4 inch merupakan yang paling sering digunakan.
  6. Kolam penampung: digunakan untuk pengumpulan/penampungan pembuangan dari suatu kolam. Kolam penampung ini biasanya memiliki ukuran 2 ft² dengan kedalaman 1-1½ ft dan ditutup dengan kisi.
  7. Jalan masuk orang (manhole): merupakan pusat box pengumpulan dimana manusia bisa masuk ke dalamnya untuk membersihkan lateral maupun untuk keperluan lain. Jalur aliran balik harus ditutup untuk mencegah timbulnya kebakaran dan terjadinya aliran balik dari gas.

Pemilihan material pipa untuk saluran pembuangan maupun distribusi tergatung dari tekanan, temperatur, ketahanan serta harga material dan biaya pemasangannya. Namun umumnya, karbon memiliki struktur anti karat banyak digunakan pada jalur pembuangan sejenis. Walaupun pada dasarnya cukup sulit untuk menspesidikasi penggunaan material pipa yang benar-benar efektif, tapi dari pengalaman pemilihan material sebelumnya bisa dijadikan sebagai pertimbangan penting sebelum mengambil keputusan akhir mengenai jenis material pipa yang akan digunakan. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan ketika perencanaan pemasangan sistem perpipaan di bawah tanah yaitu dampak terhadap lingkungan, karena terdapat meterial pipa yang bisa menyebabkan korosi tanah pada lokasi sistem perpipaan.

0 Response to "Pemasangan Sistem Perpipaan di Bawah Tanah"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan konten blog, jangan meninggalkan link aktif karena akan kami anggap sebagai spam.