Perlu Diketahui! Enam Fakta Migas Indonesia Saat Ini

Negara kita dianggap memiliki sumber daya alam yang melimpah, bahkan hal ini sering dikatakan oleh para guru di sekolah kepada murid-murinya, bahkan kita juga tentu pernah mendengarkannya semasa sekolah. Sumber daya yang dimaksud tersebut salah satunya minyak dan gas bumi atau Migas. Hingga saat ini pemikiran tersebut masih terbawa, namun apakah benar demikian? Berikut ini telah dituliskan 6 fakta migas negara kita saat ini.


1. Indonesia kekurangan migas
Fakta ini dibuktikan dengan status Indonesia sebagai negara net importer oil, bahkan sudah berlangsung sejak tahun 2014. Dengan kata lain, negara kita memasok/mengimpor lebih banyak minyak bumi dari luar dibanding dengan expor minyak ke luar negeri. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan akan hasil olahan minyak mentah khususnya bahan bakar di negara kita yang sangat tinggi.

Ladang minyak yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia hanya mampu menghasilkan 800.000 barrel minyak mentah setiap harinya, sementara kebutuhan akan produk olahan minyak dalam negeri mencapai 1,6 juta barrel/hari. Perbandingan tersebut jelas sangat jauh, jadi alasan negara kita melakukan expor minyak sangatlah jelas tujuannya.

Sementara dari sektor gas alam, sebenarnya produksi gas alam Indonesia masih dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun, lokasi pengolahan gas alam kebanyakan masih sangat jauh dari pusat-pusat industri serta infrastruktur penerima gas masih sangat minim sehingga pemasokannya masih belum merata. Di sisi lain, konsumsi produk olahan gas alam dalam negeri mengalami peningkatan 9% tiap tahun, sehingga dalam beberapa tahun kedepan Indonesia bisa saja menjadi net importer gas bila pembenahan infrakstruktur dan penambahan produksi gas tidak dapat mengimbangi kebutuhan domestik.

2. Jumlah cadangan migas terbukti kita jauh dari negara lain
Data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) menunjukkan bahwa cadangan terbukti negara kita per January 2016 hanya sebesar 3,3 miliar barrel. Sementara cadangan terbukti untuk gas alam sebesar 101,2 triliun kaki kubik.

Adapun data dari BP Statistical Review 2016 menunjukkan bahwa cadangan minyak bumi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia hanya 0.2% dari keseluruhan cadangan minyak dunia. Untuk gas alam, cadangan terbukti negara kita hanya sebesar 1,5% dari total cadangan gas dunia. Jumlah yang sangat kecil memang.

Baca Juga: 7 Kilang Minyak Terbesar di Dunia Saat Ini

3. Kesenjangan antara jumlah produksi dengan konsumsi semakin melebar
Apabila kedepannya tidak ada penambahan cadangan migas baru, kesenjangan antara produksi dengan konsumsi migas akan semakin melebar dan tentunya meningkatkan jumlah expor migas dari luar negeri. Menurut hasil estimasi yang dilakukan oleh Dewan Energi Nasional (DEN), pada tahun 2025 konsumsi migas kita akan mencapai 3,63 juta barrel setara minyak per hari. Sementara pada tahun 2050 diprediksi akan mencapai 8,49 juta barrel per hari.

Sementara data menurut SKK Migas, tren lifting (produksi) migas tanah air terus mengalami penurunan, dimana hasil lifting pada 2010 sebesar 2,34 juta barrel setara minyak per hari turun menjadi 1,96 juta berrel/hari pada tahun 2015. Jika kedepannya tidak ada penemuan lokasi cadangan migas baru, maka lifting migas negara kita hanya akan mencapai 1,75 juta barrel/hari pada tahun 2020.

4. Tidak lama lagi cadangan migas Indonesia akan habis
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa peningkatan konsumsi migas di tanah air mengalami peningkatan yang signifikan tiap tahunnya, akibatnya jumlah cadangan migas kita saat ini diprediksi akan habis dalam waktu dekat. Bahkan SKK Migas sendiri memperkirakan cadangan minyak bumi kita akan habis dalam kurun 12 tahun ke depan, sementara cadangan gas akan habis 37 tahun lagi. Keadaan tersebut sebenarnya dapat dicegah bila kedepannya hasil explorasi migas menemukan lokasi cadangan migas yang baru.

5. Potensi cadangan migas Indonesia masih sangat menjanjikan dari segi geologis
Saat ini terdapat 74 cekungan hidrokarbon di Indonesia yang belum dieksplorasi, hal ini yang membuat para pakar perminyakan tanah air meyakini bahwa jumlah cadangan migas kita memiliki potensi untuk bertambah. Bahkan pada cekungan yang telah berproduksi masih berpotensi memiliki cadangan minyak. Sebagai contoh, pada 2001 ditemukan cadangan minyak baru di wilayah blok Cepu padahal seperti yang kita ketahui bahwa blok tersebut sudah dikembangkan sejak dahulu dan cukup banyak kegiatan produksi migas disana.

6. Ada 3 solusi untuk mencegah krisis migas
Untuk menghindari terjadinya krisis migas Indonesia di masa depan, setidaknya ada 3 solusi yang dapat dilakukan. Adapaun 3 solusi yang dimaksud adalah meningkatkan kegiatan explorasi migas, meningkatkan kapasitas produksi dengan menerapkan teknologi baru, dan mempersempit jeda waktu antara penemuan ladang minyak baru ke tahap produksi.

Jika kita perhatikan, ketiga solusi di atas sangat erat kaitannya dengan investasi pada sektor hulu migas. Apabila investasi tidak memadai, maka 3 solusi tersebut mustahil untuk diterapkan.

Baca Juga: Sumur Minyak Pertama Indonesia

Untuk mencapai solusi tersebut, semua pihak baik itu lembaga pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemangku kementingan seperti masyarakat diharapkan untuk berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi sektor industri hulu minyak dan gas. Dengan terciptanya iklim investasi yang kondusif, maka besar kemungkinan cadangan migas kita akan bertambah dan krisis migas di masa yang akan datang dapat dihindari.

Sumber: SKK Migas

0 Response to "Perlu Diketahui! Enam Fakta Migas Indonesia Saat Ini"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan konten blog, jangan meninggalkan link aktif karena akan kami anggap sebagai spam.