Ekspansi Pencarian Gas Bumi

Seiring meningkatnya nilai ekonomi gas bumi, ia kemudian juga mulai dicari sebagaimana halnya dengan minyak bumi. Semakin meningkatnya pemanfaatan gas bumi ditunjang oleh semakin majunya teknologi seperti tangki, pipa dan alat trasportasi darat maupun di laut. Selain itu, kemajuan teknologi dalam hal pengolahan gas bumi menjadi berbagai macam produk seperti LPG, LNG, GTL dan CNG semakin memudahkan penanganan gas bumi serta membuat penyimpanan dan distribusi hasil olahan tersebut menjadi efisien.

Sumur gas lepas pantai

Negara Paling Aktif Dalam Pengembangan Gas Bumi

Beberapa negara maju yang merupakan konsumen energi khususnya pada bidang migas, seperti Amerika Serikat, Jepang dan mayoritas negara-negara Eropa seakan berlomba-lomba untuk memperoleh akses ke sumber-sumber gas bumi di berbagai negara. Upaya tersebut umumnya mereka lakukan dengan cara melalui investasi langsung maupun melalui ekspansi perusahaan-perusahaan yang dimilikinya. Jika sebelumnya perusahaan-perusahaan tersebut berlomba memperebutkan minyak bumi, maka sejak era 1950-an tingkat persaingan yang sama juga mulai berlaku untuk gas bumi.

Kontrak antara perusahaan produsen dengan negara pemilik tidak lagi hanya sebatas komuditas minyak bumi, namun sekaligus gas bumi. Terlebih gas bumi serta minyak bumi juga dapat ditemukan dalam satu reservoir ketika pengeboran sumur minyak. Hal inilah yang membuatnya dapat diproduksi bersama minyak bumi dan tentunya merupakan salah satu keuntungan bagi produsen.

Perusahaan-perusahaan migas asal Eropa Barat yang mayoritas tidak memiliki cadangan gas bumi atau hanya mempunyai cadangan dengan jumlah terbatas, sejak awal 1950-an sudah aktif melakukan usaha pencarian gas bumi. Sejumlah penemuan lokasi cadangan gas bumi di Algeria berlangsung sejak tahun 1956, yang pada saat itu masih merupakan jajahan Prancis. Setelah Algeria memperoleh kemerdekaan pada tahun 1962, negara-negara Eropa barat seperti Inggris, Perancis dan Italy tetap mengambil bagian dalam pengembangan produksi gas bumi dan juga mendapatkan alokasi dari Algeria. Shell yang juga merupakan perusahaan migas asal Eropa, pada tahun 1971 berhasil menemukan cadangan gas bumi di lapangan North West Dome, Qatar.

Perusahaan asal Amerika Serikat juga tidak kalah agresif dalam usaha pencarian gas bumi. Pada tahun 1967 Mobil Oil Corporation menandatangani Production Sharing Contract (PSC) sebagai mitra Pertamina. Pada tahun 1971 mereka berhasil menemukan cadangan gas bumi yang cukup besar tepatnya di lapangan Arun, Aceh. Selain itu, perusahaan asal Amerika Serikat lainnya HUFFCO juga melakukan penandatanganan PSC dengan Pertamina untuk pengusahaan migas di Indonesia tepatnya pada tahun 1968. Selama periode 1972 hingga 1973, perusahaan-perusahaan tersebut berhasil menemukan lebih dari 70 sumur gas bumi di berbagai wilayah Kalimantan Timur. Total cadangan gas bumi yang ditemukan tersebut baik dalam kategori associated gas maupun non-associated gas mencapai sekitar 6 triliun kaki kubik.

Negara Asia yang sangat agresif mencari sumber-sumber cadangan gas bumi, khususnya dalam bentuk LNG adalah Jepang. Negara yang minim sumber daya migas ini sangat aktif dalam mendorong bahkan turut berinvestasi dalam pengembangan LNG. Umumnya, Jepang berinvestasi melalui Japan Ex-Im Bank ke perusahaan-perusahaan migas negaranya yang beroperasi di berbagai negara dalam rangka pengembangan LNG untuk pasar gas di negaranya. Contohnya, kepada perusahaan Mitsubishi dalam rangka pengembangan LNG di Brunei Darussalam pada tahun 1972, Mitsui untuk pengembangan LNG di Abu Dhabi tahun 1977 dan JILCO untuk pengembangan LNG di Bontang dan Arun. Hingga tahun 1980-an, Jepang mendapatkan supply LNG dari sejumlah negara produsen LNG seperti Indonesia, Malaysia, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat.

Expansi pencarian gas bumi yang dilakukan oleh negara-negara tadi didasari oleh faktor bisnis dan tingginya kebutuhan akan pasokan gas alam di negaranya, terlebih negara Jepang.. Hingga saat ini, usaha pengembangan sumber daya gas alam terus mereka lakukan di berbagai negara. Khusus di Indonesia, baru-baru ini salah satu perusahaan migas asal Jepang yakni Inpex Corporation telah menanamkan investasi mereka pada pembangunan kilang LNG terapung di laut Arafuru.

0 Response to "Ekspansi Pencarian Gas Bumi"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan konten blog, jangan meninggalkan link aktif karena akan kami anggap sebagai spam.