Sejarah Perminyakan Kota Balikpapan

Balikpapan merupakan salah satu kota yang terletak di kalimantan timur dan memiliki jumlah penduduk berkisar 500.000 jiwa. Saat ini kota Balikpapan dikategorikan sebagai salah satu daerah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia. Hal itulah yang membuat kota ini dijuluki sebagai "kota minyak", bahkan salah satu unit pengolahan (Refinery Unit) minyak mentah milik Pertamina dibangun di kota ini.  Kali ini penulis akan mencoba mengulas mengenai sejarah perminyakan kota Balikpapan.

Kilang Minyak dan Kota Balikpapan

Sumur Minyak Pertama di Kota Balikpapan

Semua berawal ketika J.H Menten dan Mr. Adam dari Firman Semuel & CO melakukan penelitian dan akhirnya menemukan kandungan minyak yang cukup besar, yaitu sumur minyak Matilda yang terletak di sisi timur kota Balikpapan. Sumur ini merupakan salah satu dari sembilan sumur yang produktif pada masa itu. Pengeboran pertama dilakukan pada 10 Februari 1897 yang juga ditetapkan sebagai hari lahirnya kota Balikpapan. Bahkan, pada tanggal tersebut hanya terpaut 38 tahun dari pengeboran sumur minyak pertama di dunia oleh Edwin L Drake di Amerika.

Sumur Matilda pada kala itu mampu memproduksi minyak mentah dalam jumlah yang cukup besar, yang mencapai 620,895 barrel. Pada tahun 1992 pekerjaan J.H Menten diambil alih oleh Shell Transport and Trading Company dan kemudian melakukan penyulingan dengan kapasitas produksi 10.000 barrel per hari. Inilah yang menjadi cikal bakal era industri di kota Balikapapan dan mulaialah berdatangan pada pekerja ke kota tersebut. Saat itu para pekerja sebagian besar bermukin di desa Jumpi (Kampung Baru) dan desa Tukung (Klandasan).

Minyak bumi dari Balikpapan cukup dikenal oleh para pedagang jauh sebelum penemuan sumur minyak di Sanga-Sanga. Para pedagang yang data ke kota ini tidak hanya menjajakan dagangannya, namun mereka juga mencari minyak tanah (saat itu disebut dengan "lantung"), memang pada saat itu minyak tanah merupakan salah satu produk hasil olahan minyak bumi yang sangat diminati oleh masyarakat.

Sejak tanun 1990 sampai 1950, kota Balikpapan menjadi kota minyak yang awalanya merupakan kota tambang. Hal tersebut cukup beralasan, karea hasil produksi di wilayah tersebut terus megalami peningkatan secara bertahap. Hasil produksi semula yang pada saat itu hanya menggunakan tiga kilang berjumlah 10.00 barrel perhari, kemudian 40.000, 50.000 hingga mencapai 60.000 barrel per hari.

Revolusi besar terjadi pada tahun 1982 karena adanya pengembangan dan penambahan jumlah kilang sehingga meningkatkan jumlah produksi hingga mencapai 260.000 barrel per hari. Saat ini hasil produksi kilang minyak Balikpapan mencapai 86 juta barrel setiap tahunnya dan kemungkinan besar kedepannya akan terus mengalami peningkatan mengingat kebutuhan akan bahan bakar dalam negeri terus mengalami peningkatan. Sumur minyak mathilda saat ini telah dijadikan monumen dan dapat ditemui di pintu masuk jalan minyak.

Kilang minyak Balikpapan saat ini mengolah minyak mentah dari berbagai negara, seperti dari Nigeria, Iraq, Libya, Arab Saudi, Brunei. Selain mengolah minyak mentah dari luar negeri, unit pengolahan Balikpapan juga mengolah minyak mentah dari Sepinggan, Handil, Sanga-Sanga, Tarakan, Bunyu dan dari Tanjung.

Saat ini Balikpapan menjadi salah satu kota industri terbesar di Indonesia, sehingga banyak para penyedia jasa dan pekerja berdatangan ke kota ini. Efeknya yaitu meningkatnya jumlah penduduk dan bangunan-bangunan seperti hotel dan pusat perbelanjaan. Keunggulan kota Balikpapan selain sebagai kota penghasil minyak yaitu, memiliki hutan kota, kebersihan yang cukup terjaga sehingga sering mendapatkan piala adipura dan yang terbaru yaitu bandar udara Internasional yang dapat dilalui oleh pesawat yang berbadan besar. 

Demikianlah pembahasan kali ini mengenai sejarah perminyakan kota Balikpapan, semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.

0 Response to "Sejarah Perminyakan Kota Balikpapan"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan konten blog, jangan meninggalkan link aktif karena akan kami anggap sebagai spam.