Senyawa Non-Hidrokarbon Pada Crude Oil

Pada postingan sebelumnya, saya telah membahas tentang kandungan Hidrokarbon dalam Minyak Bumi, dan saat ini saya akan membahas tentang kandungan non-Hidrokarbon pada minyak bumi.

Seperti yang kita ketahui, minyak mentah/Crude Oil sebagian besar terdiri dari senyawa-senyawa Hidrokarbon, tetapi minyak bumi juga mengandung senyawa lain yang diholongkan sebagai impuritis (pengotor) yang tentunya tidak dikehendaki kehadirannya dalam Crude Oil karena dapat merusak peralatan seperti misalnya terjadinya korosi pada pipa, serta dapat mengurangi kualitas produk. Berikut jenis-jenis impuritis yang terdapat dalam Crude Oil beserta dengan dampaknya dalam proses pengolahan:

  1. Garam
    Pada umumnya, larutan garam yang terdapat dalam minyak bumi berupa garam klorida (HCL) yang dapat menimbulkan hambatan proses pada kolom fraksinasi. Garam dapat terurai menjadi asam yang dapat menyebabkan korosi terutama pada dinding atas kolom, garam ini juga sering menimbulkan penyumbatab pada tray dan heat excharger.

  2. Nitrogen
    hampir semua minyak bumi memiliki kandungan Nitrogen yang rendah, biasanya kurang dari 0,1% wt. Fraksi minyak bumi yang memiliki kadar Nitrogen biasanya merupakan fraksi yang memiliki titik didih yang tinggi, karena senyawa nitrogen cukup stabil terhadap panas, sehingga kandungan nitrogen dalam fraksi ringan cukup rendah. Dalam proses Hydrotreating, senyawa Nitrogen harus dihilangkan karena nitrgone merupakan racun bagi katalis.

  3. Sulfur
    Konsentrasi senyawa sulfur sangat bervarisari antara minyak bumi yang satu dengan minyak bumi yang lainnya. Minyak bumi yang bersifat asam (sour) akan banyak mengandung Hidrogen-sulfida (H2S) atau banyak mengandung Sulfur. Minyak bumi diklasifikasikan cukup asam jika memiliki kadungan sulfur yang terlarut sebesar 0,05 cuft/100 gallon minyak. Senyawa sulfur tidak dikehendaki dalam Crude oil karena dapat menyebabkan korosi.

  4. Oksigen
    Kadar oksigen dalam minyak bumi bervariasi antara  0.1% sampai dengan 2%, senyawa oksigen dalam minyak bumi umumnya lebih kompleks bila dibandingkan dengan senyawa sulfur. Aspal banyak mengandung senyawa oksigen, senyawa oksigen bersifat asam sehingga dapat dipisahkan dengan mudah, asam Naftenat yang memberikan keasaman dalam minyak bumi merupakan senyawa penting khususnya untuk industri Petrokimia, senyawa oksigen tidak memberikan masalah serius tidak seperti halnya dengan senyawa nitrogen dan Sulfur.

  5. Logam-logam
    Logam dalam  minyak bumi terkandung pada garam yang terlarut dalam air dan tersuspensi atau pada minyak berbentuk senyawa organometalik dan sabun logam (metal soap). Pada umumnya logam yang terkandung dalam minyak bumi berupa logam arsenik, timbal, nikel dan besi. Sebagian logam-logam ini akan menegendap pada produk Bottom column. logam arsenik dan timbal merupakan racun bagi katalis.

  6. Pasir, Mineral lain dan Air
    Senyawa-senyawa ini tersuspensi dalam minyak bumi, dalam analisa minyak, senyawa ini digolongkan sebagai Base sediment & Water ( BS&W), dan pada umumnya dibatasi maksimum 0,5% wt. Material ini akan dikeluarkan pada proses Desalting, Air yang terkandung umumnya terdiri dari larutan jenuh kalsium dan mangnesium sulphat, sodium dan magnesium Clhoride. kandungan air dapat menyebabkan korosi dan terjadinya tekanan berlebih pada kolom fraksinasi.
Demikianlah artikel kali ini tentang senyawa non-hidrokarbon pada crude oil serta dampaknya dalam proses pengolahan, semoga bermanfaat.. Terimakasih.

0 Response to "Senyawa Non-Hidrokarbon Pada Crude Oil"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan konten blog, jangan meninggalkan link aktif karena akan kami anggap sebagai spam.